ONE DAY : Taking Risk For Chance In Love






Tagline:


Would you risk everything, just to be in love for just one day?



Nice-to-know:

Kolaborasi kedua sutradara Banjong
Pisanthanakun dengan aktor yang juga penulis skenarionya Chantavit Dhanasevi setelah
Hello Stranger (2010).





C
ast:


Chantavit 'Ter' Dhanasevi
sebagai Denchai

Nittha 'Mew' Jirayungyurn
sebagai Nui




Director:

Merupakan film kedelapan bagi Banjong Pisanthanakun setelah Pee Mak
Phrakanong (20
13).










W For Words
:


7 dari 20 film Thailand terlaris sepanjang masa hingga saat ini merupakan
produksi GTH (GMM Tai Hub) yang telah menutup usianya tahun lalu setelah
sebelas tahun beroperasi yang diakhiri dengan merilis dua film terakhirnya
Heart Attack dan May Who yang juga tidak terlalu mencatat hasil memuaskan di
tangga box office. Untungnya masa hiatus itu tidak berlangsung lama. Studio
yang selalu dikenal dengan production value tinggi dan inovasi berkualitas
tersebut menjelma menjadi production house baru di bawah bendera GDH 559 (Gross
Domestic Happiness). Karya perdana mereka sudah bisa anda nikmati mulai minggu
ini yang mengusung dua nama besar yaitu Banjong Pisanthanakun dan Chantavit
Dhanasevi. Penasaran kan?




Staf IT berusia 30 tahun, Denchai adalah invisible man di kantornya. Nyaris
tidak ada yang mengingat namanya apalagi mempedulikan keberadaannya. Diam-diam
ia mengagumi si cantik Nui dari divisi Marketing yang ternyata menjalin hubungan
gelap dengan bos perusahaan, Top yang sudah beranak istri. Ketika outing
tahunan diadakan di Hokkaido, Nui mengalami kecelakaan dan menderita hilang
ingatan selama satu hari. Lantas Denchai menggunakan kesempatan itu untuk
mengaku sebagai pacarnya. Apakah kebersamaan mereka akan berlanjut, atau harus
berakhir?




Sutradara Banjong Pisanthanakun pernah meraih sukses besar lewat komedi
romantis Hello Stranger (2011) yang juga digagasnya bersama sang aktor Chantavit
Dhanasevi. Formula yang nyaris serupa dengan tema yang berbeda berusaha
dihadirkan, dimana setting dipindahkan dari Korea ke Jepang. Humor-humor
situasi yang khas kembali mengisi lewat karakter-karakter pendukung yang hadir dalam
porsi secukupnya saja tapi tetap memorable. Walaupun pada akhirnya saya
agak menyayangkan keputusan final dalam film yang mereka buat karena akan sangat mempengaruhi kelanjutan nasib GDH 559 di masa mendatang. 




Suasana perkantoran yang statis di paruh awal berhasil memperkenalkan dua tokoh
utamanya yang ‘kesepian’ dengan pergolakannya masing-masing. Hokkaido yang terasa
dinamis dengan segala daya tarik wisatanya menjadi panggung bertutur yang
dilematis di paruh akhir. Berbagai metafora yang disematkan di sepanjang
penceritaan mampu mendorong plot ke arah pembabakan yang dituju secara jelas.
Sebut saja lonceng permohonan, tombol kejujuran, figur kejutan sampai menara
es.




Chantavit rela melakukan permak terhadap dirinya sendiri demi masuk ke
dalam karakter Denchai. Wig keriting, susunan gigi yang tidak rapi plus
kacamata kutu buku yang membuatnya terlihat berbeda. Gestur nerd yang ditampilkannya
juga didukung oleh padanan kostum yang juga believable. Nittha memulai debut
layar lebarnya dengan gemilang dimana setiap presence nya selalu ditunggu penonton.
Mata besarnya seakan lebih berbicara daripada kata-kata yang keluar dari
mulutnya sendiri. Sosok Nui yang easy going di luar tetapi rapuh di dalam mampu
dibawakannya dengan lugas.




Jika anda termasuk dalam kategori lajang kota besar yang berkarir mungkin akan
dengan cepat merasa familiar dengan penokohannya. Denchai atau Nui bisa jadi
anda sendiri, atau salah satu dari orang di sekitar anda. Dengan pace yang
konstan, One Day akan membuat anda terlarut hingga tanpa sadar menangis dalam suka
hingga tertawa dalam duka. It’s a moody romance with emotional rollercoaster
you should not miss!
Cinta memang seringkali membuat kita bersikap egois,
karena kebahagiaan kita sendiri yang menjadi taruhannya. But we all still need
love, don’t we?





Durasi:

134 menit





Overall:

8.5 out of 10





Movie-meter:



Lebih baru Lebih lama