A COPY OF MY MIND : Gritty Love Within Political Sphere




Quote:

Alek: Loe kalo mau nyari yang bagus, loe cari yang asli lah. Bajakan masa
loe protes.




Nice-to-know
:

Diproduksi oleh Lo-Fi Flicks dan CJ
Entertainment yang juga menjadi distributornya.




Cast:

Tara Basro sebagai Sari

Chicco Jerikho sebagai Alek

Maera Panigoro sebagai Ny Mirna

Paul Agusta sebagai Bandi

Ario Bayu sebagai Hitman

Tony Setiaji sebagai Penjual DVD

Ronny P Tjandra sebagai Pak Ronny



Director:

Merupakan feature film kelima bagi Joko Anwar setelah Modus Anomali (2012).



W For Words:

Dua belas tahun sudah filmmaker bertalenta tinggi yang mengawali karirnya sebagai
jurnalis film ini menggeluti industri film Indonesia baik sebagai pelakon,
penata skrip ataupun sutradara. Untuk pertama kalinya menjabat sebagai produser
eksekutif selain menulis skenario dan menyutradarainya, Joko Anwar berhasil meraih
legitimasi tertinggi dalam negeri yakni Piala Citra sebagai sutradara terbaik
melalui A Copy Of My Mind yang juga diputar pada berbagai festival luar seperti
2015 Venice International Film Festival, Toronto International Film Festival,
Busan International Film Festival ini.




Dua insan kelas bawah metropolitan yaitu Sari, pekerja facial salon kecantikan yang
kerap menutup harinya dengan menonton DVD bajakan di kamar kosnya dan Alek, pembuat
teks terjemahan yang selalu menghabiskan harinya dengan bekerja di dalam rumah
seorang nenek sebatang kara yang dirawatnya. Keduanya lantas dipertemukan oleh ‘film’
dan segera bertautan karena kesamaan hobi. Namun sebuah ‘kesempatan’ yang datang
bersamaan dengan riuh rendahnya kampanye calon presiden negeri ini justru mengancam
masa depan hubungan mereka.




Pembajakan adalah musuh utama sang kreatifitas yang lumrah dihadapi oleh industri
film di negara manapun juga. Joko dengan cerdas mengambil tema ini melalui sudut
pandang ‘produsen’ dan ‘konsumen’ yang (bukan kebetulan) saling jatuh hati.
Proses pengerjaan hingga distribusi langsung secara detil digambarkan di paruh
pertama. Sedangkan paruh kedua diisi oleh gejolak sosial politik yang acapkali
memihak kepentingan elite harus bersinggungan dengan masyarakat yang tidak
memiliki banyak pilihan selain mengikuti arus sambil mencoba bertahan hidup.




Pendekatan indie memang terasa dilakukan Joko melalui panggung Jakarta yang
digambarkan ‘kumuh’ seperti kos padat penghuni, rumah gang, warteg sederhana,
jalan sempit dsb yang tak jarang berkesan temaram. Namun jangan ragukan
sinematografi Ical Tanjung yang efektif menangkap setiap sudut metropolitan yang
terlupakan. Alur lambat tetapi konsisten di setiap babaknya dijamin memberikan
waktu yang cukup bagi anda untuk mengenal semua karakternya sekaligus mengikuti
konflik yang menjalar perlahan sebelum mencapai titik kulminasi.




Chicco membangun tokoh Alek dari tampilan fisiknya yang tegap dan kumal tapi
berhati lembut dan meyakini apa yang dianggapnya benar. Tara menjiwai peran
Sari dengan kepercayaan diri tinggi terlepas dari keterbatasan yang dimilikinya
dan sentiasa mencari pembenaran dari segala tindakannya. Chemistry mereka yang bermula
dari nafsu mulai berkembang menjadi saling membutuhkan dengan semua upaya
kompromi yang terlihat jelas. Maera mampu mencuri perhatian di atas limitasi
screen time sebagai Ny Mirna yang tegas dan oportunis. Sementara Paul
menunjukkan sisi antagonis yang dibutuhkan sebagai Bandi.




A Copy Of My Mind, yang lahir dari kecintaan seorang Joko Anwar sejak belia terhadap film
itu sendiri, lebih merupakan sebuah drama kontemporer dengan
character study dan conflict relevance yang kental. Sentuhan thriller yang coba
dihadirkan di penghujung cerita memang tidak sampai mengubah ‘haluan‘ tetapi dirasa
sudah cukup untuk meninggalkan kesan menetap, bahkan setelah anda meninggalkan
bioskop. Your mind will be blown by a pair
of helpless lovers in seeking of their own entertainment and testament.




Durasi:

118 menit



Overall:

8.5 out of 10



Movie-meter:






Lebih baru Lebih lama