
Piku: You know he’s dependant on me. So if anyone wants to marry me..
Rana: He’ll have to adopt your 90 year old kid?
Piku: Of course.. So will you?
Rana: I am not mad.
Nice-to-know:
Film favorit Deepika
Padukone setelah Om Shanti Om (2007).
Cast:
Amitabh Bachchan sebagai Bashkor Banerjee
Deepika Padukone sebagai Piku
Irrfan Khan sebagai Rana
Moushumi Chatterjee sebagai Chaubi
Raghuvir Yadav sebagai Dr. Srivastava
Jishu Sengupta sebagai Syed Afroz
Aniruddha Roy Chowdhury
Akshay Oberoi
Director:
Merupakan film keempat bagi Shoojit Sircar setelah Madras Cafe (2013).
W For Words:
Jika seorang produser kenamaan bertangan dingin Bollywood, Karan Johar memuji
film ini setinggi langit maka anda bisa jadi penasaran. Faktor tiga mega
bintang yang tampil bersama untuk pertama kalinya jelas tidak boleh dilewatkan
begitu saja. Siapa yang tidak mengenal nama Amitabh Bachchan, Deepika Padukone
dan Irrfan Khan yang masing-masing memiliki filmografi mentereng dengan
berbagai penghargaan internasional. Publik Indonesia demikian beruntung bisa
menyaksikannya lewat jaringan bioskop Blitzmegaplex mulai awal Mei ini.
Piku adalah wanita karir yang mandiri di kota metropolitan. Kesibukan di kantor
bersama Syed yang kerap mencarikan jodoh tidak lantas melupakan baktinya
terhadap orangtua. Sejak ditinggal mati istrinya, Baba memiliki masalah
sembelit yang membuatnya selalu waswas akan penyakit yang mungkin
menghinggapinya. Sementara itu pria pemilik jasa transportasi, Rana tanpa
sengaja masuk ke dalam hubungan unik ayah dan putri tersebut saat mereka harus
berkendara bersama menuju Kolkata yang ditempuh dalam waktu puluhan jam.
Skrip yang ditulis oleh Chaturvedi ini merupakan refleksi nyata kehidupan
mereka yang hidup satu atap dengan orangtua yang mulai menua. Bagaimana
kepentingan pribadi yang kian menumpuk harus tetap berjalan bersisian dengan
kepentingan keluarga yang sedianya lebih mendesak. Status lajang yang tak ayal
menjadi sorotan di lingkungan masyarakat sosial. Tak jarang stress hadir yang
berujung dengan makian atau keluh kesah. Oleh karena itu anda bisa langsung
mengidentifikasi problema yang dihadapi oleh karakter Piku karena begitu dekat
dengan keseharian.
Sutradara Shoojit yang sudah saya favoritkan semenjak Vicky Donor (2012) begitu
terampil merangkai sebuah cerita sederhana yang nyaris tidak menyisakan kejutan
apa-apa. Ia membuktikan bahwa suatu hiburan yang berisi tidak harus lari dari
kenyataan ataupun melupakan realita barang sejenak. Bahkan potensi romansa
drama antara Deepika dan Irffan juga tersaji dalam porsi ala kadarnya tapi
tetap tersirat lewat pertukaran dialog yang brilian. Elemen komedi yang muncul
kerap terjadi dengan sendirinya tanpa sugesti berlebihan. Pilihan shot yang
seperti tidak memihak eksterior selain close-up pada setiap karakternya justru
menekankan rasa intim sekaligus menjaga ikatan terhadap penonton.
Amitabh seperti yang diharapkan tampil brilian sebagai pria tua Bengali yang
cerewet dan keras kepala tapi tetap berkharisma tinggi. Meski kebagian dialog
yang minim, Irrfan tetap menunjukkan kelasnya melalui gestur dan ekspresi yang
lebih 'berbicara'. Lihat bagaimana interaksi keduanya yang 'ajaib' tapi sukses
menghadirkan senyum di wajah anda. Deepika lagi-lagi memesona di tengah dua
'legenda' dimana nyaris setiap scene yang terjadi lahir dari inisiatif
perannya. Kita bisa melihat ketegaran dan kerapuhan Piku secara bersamaan
sekaligus menekankan emansipasi wanita pada jaman modern lewat 'multitasking'
di segala situasi.
Piku mungkin terasa 'riuh' di beberapa bagian tapi jelas tak pernah kehabisan
konflik di sepanjang durasinya. Terlepas dari jawaban-jawaban yang tidak semua
tersedia pada epilognya, Piku punya cara sendiri dalam menuturkan tema yang
'berat' melalui wacana ringan yang samasekali tidak menggurui. Sebuah komedi
perjalanan dengan konsistensi dan timing yang terukur, sehingga tawa dan air
mata haru terus mengiringinya. Honest feed to your emotional needs about family
and self-esteem. Trust me that it won't affect your digestive system.
Durasi:
123 menit
Overall:
8.5 out of 10
Movie-meter: