IT FOLLOWS : New Definition Of Fear Should Be


Quote:

Hugh: It could look like someone you know or it could be a stranger in a crowd.
Whatever helps it get close to you.




Nice-to-know
:

Gedung teater yang ditampilkan pada permulaan film adalah Redford Theatre, teater historik bergaya Japanese dengan organ Wurlitzer yang masih bekerja baik. The
Evil Dead (1981)
sempat melakukan Gala Premiere
di sana.



Cast:


Maika Monroe sebagai Jay Height
Jake Weary sebagai Hugh / Jeff
Daniel Zovatto sebagai Greg Hannigan


Keir
Gilchrist
sebagai Paul

Loren Bass
sebagai Annie's Father

Olivia Luccardi
sebagai Yara

Lili Sepe
sebagai Kelly Height





Director:

Merupakan feature film kedua bagi David Robert Mitchell setelahThe Myth of the
American Sleepover (2010).





W For Words:


Nama David Robert Mitchell yang lulus dari Florida State University Film School
mungkin akan sering anda dengar di kemudian hari terlebih dalam genre horor,
menyusul James Wan ataupun Adam Wingard yang juga memulainya dari belantika
indie movies. Adalah It Follows yang menjadi modal bagus untuk meraih perhatian
moviegoers di seluruh dunia. Terima kasih pada Cannes Film Festival yang
memutarnya dalam segmen Critics Week dan juga beberapa festival internasional
lainnya hingga menjadi perbincangan dimanapun film ini diputar.




Gadis belia 19 tahun, Jay Height berkencan dengan Hugh saat musim gugur.
Setelah berhubungan intim untuk pertama kalinya, Jay mendapat ‘pengikut’
misterius yang dirasa mengancamnya. Adiknya Kelly dan teman-temannya Greg, Yara
dan Paul yang awalnya tidak percaya kemudian memanggil Hugh untuk menjelaskan.
Ternyata kutukan tersebut harus dipindahkan ke orang lain agar tidak menangkap
dan merenggut nyawa Jay. Lantas mereka mencoba berbagai cara untuk mematahkan
teror itu yang terasa kian nyata dan bisa menjadi siapa saja di sekitar.





































Skrip yang ditulis Mitchell sendiri ini memang tidak memberikan penjelasan
apa-apa yang biasa dilakukan di prolog atau epilog film. Namun serangkaian
petunjuk samar yang hadir lewat gambar atau dialog sudah dirasa cukup menjadi
alasan penonton untuk terus mengkutinya.  Anda bisa menemukan berbagai elemen sub-genre
horor remaja yang dipadu-padankan secara cerdas dengan interpretasi baru. Memang
harus diakui tidak sepenuhnya berhasil karena sebagian moviegoers akan terjebak
dalam konklusi yang membingungkan hingga menyerah begitu saja.




Dunia retro tahun 70an yang coba dibangun oleh Mitchell terasa pas sebagai panggung
bercerita meski beberapa unsur modernisasi turut dipertahankan sebagai
distraksi gaya. Sinematografi minimalis yang banyak memanfaatkan zoom, slo-mo
atau tracking shots yang konsisten dengan warna-warni pucat ini mengingatkan
anda pada karya-karya mahasiswa perfilman. Sementara dukungan scoring music Rich
Vreeland alias Disasterpeace yang unik juga memberikan nilai tambah tersendiri.
Efek praktis yang digunakan untuk meneror terbilang bekerja efektif mempertahankan
pace yang cukup lamban.













































Hanya Monroe yang bisa dikatakan berakting di sini sebagai arc character Jay yang
punya kemampuan membawa cerita dari satu titik ke titik lain. Selebihnya
merupakan karakter-karakter pendukung yang tidak banyak diberikan ruang untuk
berkembang selain bereaksi kaget atau takut saja. Andai Mitchell mau bekerja ekstra
untuk membangun karakterisasi yang lebih kuat sekaligus menciptakan rules yang
lebih bold untuk menyokong storytelling nya yang berupaya menggali ketakutan
manusia yang terdalam dari hal-hal yang tidak lazim bagi mereka.




It Follows wajib dinikmati dengan sesedikit mungkin informasi mengenainya. Lihat
bagaimana ketidaktahuan membuat anda kian menikmati low budget horror yang
banyak mengambil referensi cult horror movies terdahulu ini. Perasaan anda tidak
akan lagi sama tatkala menyaksikan matahari terbenam di pantai, merasakan
kesunyian halaman sekolah jelang senja, menikmati kekosongan jalan di sekitar
perumahan. Walau terlalu dini untuk melabelinya sebagai future cult,
interpretasi bebas horor teranyar bergaya lawas yang satu ini jelas tidak bisa
dilewatkan begitu saja. It might gives you chill or goosebump like every children’s
ghost stories you’ve ever read back then.





Durasi:

100 menit





U.S. Box Office:


$14,435,192 till May 2015







Movie-meter:




Lebih baru Lebih lama