STAND BY ME DORAEMON : Childhood Friendships Last Forever


Quote:

Nobita: No! Don’t go, Doraemon!

Doraemon: You’ll be fine without me.



Nice-to-know:


Berbeda dari film-film Doraemon sebelumnya,
Stand By Me Doraemon menggunakan animasi 3DCG yang dikerjakan sejak Juni 2010
sekaligus memperingati ulang tahun ke-80.




Cast:

Wasabi Mizuta
sebagai Doraemon

Megumi Ohara
sebagai Nobita

Yumi Kakazu
sebagai Shizuka

Tomokazu Seki
sebagai Suneo

Subaru Kimura
sebagai Gian

Yoshiko Kamei
sebagai Sewashi

Vanilla Yamazaki
sebagai Jaiko

Shihoko Hagino
sebagai Dekisugi

Wataru Takagi
sebagai Sensei

Kotono Mitsuishi
sebagai Ibu Nobita

Yasunori Matsumoto
sebagai Ayah Nobita

Miyako Takeuchi
sebagai Ibu Gian

Aruno Tahara
sebagai Ayah Shizuka

Satoshi Tsumabuki
sebagai
Nobita dewasa




Director:

Merupakan film kesepuluh bagi Takashi Yamazaki yang kali ini
didampingi debutan Ryuichi Yagi
.




W For Words:


Saya dan kamu bersama generasi di atas dan di bawah kita sekalipun tidak akan
pernah melewatkan aksi robot kucing maha penolong mulai dari versi komik,
serial televisi hingga seri layar lebarnya. Demi memperingati ulang tahun
ke-80, karya yang tercetus lewat kreatifitas Fujiko F. Fujio ini kembali
digagas dalam format layar lebar. Kompilasi cerita lama yang terstruktur rapi
dalam sebuah jalinan kisah utuh, berawal dari perkenalan sampai berujung pada
perpisahan(?). Poster dan trailernya yang memang menjual ‘haru’ telah
membangkitkan rasa penasaran bagi para fansnya di seluruh dunia sejak beberapa
bulan lalu. Beruntung publik Indonesia bisa menyaksikannya melalui jaringan
bioskop Blitzmegaplex dan Cinemaxx.



























Bocah lelaki canggung berusia 10 tahun, Nobita kerap ditimpa kemalangan.
Tidak pernah mendapat nilai baik di sekolah, kerap dimarahi guru dan orangtua
hingga dijahili teman-temannya. Pada suatu ketika, Sewashi yang merupakan
keturunan Nobita dari abad 22 membawa robot kucing untuk mengubah nasib kakek
buyutnya tersebut. Misi Doraemon adalah menolong Nobita dengan berbagai
peralatan canggih di kantong ajaibnya. Lambat laun keduanya mulai akrab sampai
tiba waktunya Doraemon harus kembali ke masanya sekaligus melepaskan Nobita
hidup mandiri. 



























Secara plot, feature movie terbaru ini tidak memiliki masalah samasekali bagi
para pembaca setia Doraemon. Namun bagi penonton yang samasekali awam rasanya
akan sulit mencerna karena minimnya pengenalan latar belakang setiap karakter
kunci yang digambarkan lewat satu dua kejadian sehari-hari saja. Beruntung eksplorasi
chemistry antara Doraemon dan Nobita atau Nobita dan Shizuka terbilang berhasil
dimaksimalkan sehingga amat membantu pergerakan momentum rasa dari A ke B dan seterusnya di sepanjang durasi. Tuntunan rasa yang begitu
kontradiktif di paruh awal dan akhir pun mampu dicapai dengan baik.







Secara teknis, penggambaran karakter Shizuka lah yang terasa agak berbeda karena matanya
dibuat lebih besar dan dagu yang lebih tajam. Sedangkan Doraemon dan Nobita mengandalkan
bentuk iris mata yang variatif selain tentunya mulut untuk ‘berbicara’. Teknik
animasi 3DCG terbilang efektif dalam menerjemahkan visual yang diinginkan,
lengkap dengan kontras warna-warni yang dipilih sedemikian rupa. Penggambaran setting
masa depan yang futuristik dan juga perjalanan mesin waktu yang spektakuler
memikat adalah dua poin plus yang membuat anda wajib menyaksikan ini di layar
lebar! Tanpa perlu dipertanyakan, efek 3D jelas akan menambah daya tariknya.





Dubbing yang dilakukan Wasabi Mizuta, Megumi Ohara, Yumi Kakazu
dan kawan-kawan mampu menerjemahkan emosi dalam menghidupkan karakter
masing-masing. Penggarapan scoring music terutama pada bagian sedih efektif menggugah
perasaan penonton untuk menggulirkan air mata. Lagu tema,
Himawari no Yakusoku
yang dinyanyikan Motohiro Hata bisa jadi akan tinggal lama di benak anda, terlebih
ketika menyaksikan end credit roll dimana suguhan rangkaian bloopers kocak akan
menahan anda untuk tetap duduk di bangku bioskop.





Stand By Me Doraemon adalah sebuah pemenuhan fantasi sekaligus perjalanan nostalgia
yang kompeten, ditujukan bagi semua orang yang pernah mengalami masa
kanak-kanak.
Mengapa tidak? Pada satu titik, mungkin anda
pernah menjadi Nobita, Shizuka, Giant, Suneo ataupun Dekisugi. Bagaimana persahabatan
mampu menjelma sebagai kekuatan yang mendorong kita untuk tumbuh bersama. Bagaimana
tekad tinggi bisa menjadi modal utama dalam menaklukkan rasa takut sekaligus meraih mimpi semustahil apapun. This movie is about growing-up and leaving childhood behind, with or without ‘it’!





Durasi:

95 menit





Overall:


8.5 out of 10







Movie-meter:






أحدث أقدم