
Quote:
James Hunt: The closer you are to death, the more alive you feel. It’s a
wonderful way to live. It’s the only way to drive.
Nice-to-know:
Brühl and Hemsworth tidak diperkenankan mengendarai mobil Formula 1 sungguhan.
Cast:
Chris Hemsworth sebagai James Hunt
Daniel Brühl sebagai Niki Lauda
Olivia Wilde sebagai Suzy Miller
Alexandra Maria Lara sebagai Marlene Lauda
Pierfrancesco Favino sebagai Clay Regazzoni
David Calder sebagai Louis Stanley
Director:
Merupakan feature film ke=22 bagi Ron Howard yang mengawalinya sejak Grand
Theft Auto (1977).
W For Words:
Jika anda mencari referensi film ‘balap mobil’ terbaik sepanjang masa di
internet, bisa jadi akan muncul dua judul yakni Grand Prix (1966) atau Winning
(1969). Yes, it was very long time ago.
Yang terbaru yang bisa saya sebutkan hanyalah produksi Perancis, Michel
Vaillant (2003) atau Hollywood product, Speed Racer (2008) yang sebenarnya
merupakan remake berjudul serupa di tahun 1967. Kali ini sutradara kondang yang
juga seorang aktor, Ron Howard mengetengahkan “kisah nyata” bertemakan serupa
dengan dua bintang yang kian bersinar namanya.
Formula 1 di tahun 70an memang menawarkan kemudahan hidup bagi para pembalapnya
terutama si tampan dari Inggris bernama James Hunt. Kapanpun dan dimanapun
selalu menarik perhatian media dan wanita termasuk supermodel Suzy Miller yang
akhirnya dinikahinya. Sang rival dari Austria, Niki Lauda sebaliknya lebih
mengandalkan kerja keras dan perhitungan yang matang. Saat balapan maut di
situasi yang kurang kondusif mengakibatkan kecelakaan, keduanya lantas harus
jatuh bangun bukan hanya di arena tetapi dalam mengarungi hidup itu sendiri.

Skrip yang ditulis Peter Morgan ini semenjak menit awal sudah menempatkan Lauda
dan Hunt di ‘posisi’ masing-masing mulai dari karakteristik menyetir hingga
gaya hidup mereka yang begitu bertolak belakang. Penonton seakan dibiarkan
menjadi saksi untuk menentukan keberpihakan selama rentang waktu 6 tahun
sekaligus mengenal para tokoh pendukung yang secara langsung ataupun tidak turut
andil terhadap perjalanan hidup keduanya dalam merangkak naik ke mimbar juara
lengkap dengan polemik tak berkesudahan di sepanjang prosesnya.
Brühl pantas mendapat acungan jempol
atas penampilan luar biasanya menyuguhkan aksen Austria yang kental termasuk
bahasa tubuh yang begitu mendekati aslinya. Memang secara karakter, Lauda
tergolong challenging dimana terjadi
pergeseran psikologis yang signifikan sebelum dan sesudah kecelakaan. Hemsworth
masih menokohkan stereotype womanizer
yang fancy. Tokoh Hunt di tangannya terbukti
lebih memiliki aura bintang walau dari tingkat kesulitan tidak terlalu bisa
dibanggakan. As supporting characters, Wilde, Maria Lara, Dormer dan McKay jelas
tak mengecewakan samasekali.

Sutradara Howard masih menggunakan konsep biopik yang tipikal dimana footage dari siaran televisi masih
menjadi motor storytelling. Terlepas
dari detail balapan seru dari satu sirkuit ke sirkuit lain yang minim porsinya,
presentasi real life Hunt dan Lauda
yang dramatis justru menjadi kekuatan utamanya. Toh teknis pengambilan gambar yang
variatif tetap membuat anda merasakan atmosfir yang sesungguhnya. Pace film juga
terbilang dinamis meskipun durasinya panjang. Kontribusi Hans Zimmer dalam ‘menghidupkan’
cerita melalui scoring music megahnya
jelas tidak sedikit.
Rush sesuai dengan rating Dewasa yang disandangnya tetap menyisakan
adegan-adegan miris yang akan membuat anda mengernyitkan kening. Varian lintasan
dan tipe mobil yang disuguhkan memang menghadirkan sensasi istimewa terlepas
dari unsur bahaya yang meliputinya. Bagi saya, emosionalitas persahabatan dan
rivalitas yang sesungguhnya saling menguatkan dua legenda F1 ini sudah
merupakan elemen kemenangan film tersendiri. But for all of us, seeing fearless instinct competing against analytical
thinking while learning life lessons might be the strongest adrenaline rush
ever.
Durasi:
123 menit
U.S. Box Office:
$13,686,319 till September 2013
Overall:
8.5 out of 10
Movie-meter: