Nice-to-know:
Awalnya Halle Berry dicasting saat Joel Schumacher duduk di kursi sutradara. Lalu
Schumacher keluar dan digantikan oleh Brad Anderson. Berry sempat keluar juga
karena jadwal yang tidak cocok sebelum kembali mengisi peran utama.
Cast:
Halle Berry sebagai Jordan Turner
Abigail Breslin sebagai Casey Welson
Morris Chestnut sebagai Officer Paul Phillips
Michael Eklund sebagai Michael Foster
David Otunga sebagai Officer Jake Devans
Michael Imperioli sebagai Alan Denado
Justina Machado sebagai Rachel
Director:
Merupakan film kesembilan bagi Brad Anderson yang lebih
berpengalaman di serial televisi.
W For Words:
Rasanya baru
beberapa waktu lalu bioskop tanah air disuguhi drama supernatural Inggris/Puerto
Rico, The Caller (2011) dengan topik serupa yaitu telepon sebagai media penebar
teror. Kali ini kolaborasi Troika Pictures, WWE Studios, Emergency Films,Apotheosis
Media Group dan Amasia Entertainment mengandalkan nama besar peraih Oscar, Halle
Berry dan bintang muda yang kian diperhitungkan di kancah Hollywood yaitu
Abigail Breslin lewat premis emergency
call 911 yang seringkali menjadi alternatif utama apabila menghadapi
keadaan bahaya.
Operator 911 berpengalaman, Jordan Turner membuat satu
kesalahan fatal dalam bertugas yang menyebabkan Leah Templeton tewas. Rasa
bersalah membuatnya alih tugas sebagai tenaga pengajar bagi para calon
operator. Namun saat remaja Casey Welson disergap seorang pria misterius dan
meneleponnya untuk meminta tolong, Jordan harus mengerahkan segenap
kemampuannya sebelum korban gadis belia
kembali jatuh.Misi yang tidak mudah karena mobil yang membawa Casey terus
berjalan, meninggalkan jejak minim kepada petugas polisi yang segera melakukan penyisiran
jalan.

Penulis skrip Richard D'Ovidio, Nicole D'Ovidio dan Jon Bokenkampsejak menit
pertama sudah memperkenalkan sosok heroine
dan antagonisnya secara gamblang meski lewat gelombang suara saja. Bisa diduga
jika keduanya pada akhirnya harus berhadapan langsung melalui perantara sang
korban tentunya. Klise? Ya jika anda memiliki banyak referensi thriller. Namun
serentetanproses aksi reaksi dari berbagai tokoh pendukung mampu mengedepankan
trik logis dalam upayanya memperlebar konflik cerita tanpa terkesan tarik ulur
selama lebih kurang satu setengah jam durasinya.
Sutradara Anderson juga terampil menjaga tensi film terlepas dari keterbatasan
aspek. Sekuens nya terbilang rapi dimana penonton seakan ditempatkan sebagai
pengamat langsung. Proyeksi topografi tak jarang dilakukan untuk menegaskan
posisi korban berada yang terlacak oleh GPS. Bagian ending memang terasa
sedikit kedodoran karena penekanan thriller psikologis dengan sedikit
penjelasan, meninggalkan penonton dengan asumsinya masing-masing. Namun
untungnya bagi saya adegan akhirnya cukup memorable
dengan menghindari klise sejenis.

Berry tampil solid dalam menerjemahkan sisi emosional yang rentan bagi
karakteristik profesinya. Sorot mata, intonasi suara dan bahasa tubuhnya sudah
cukup banyak memberi informasi. Breslin terbilang hanya mengandalkan kepanikan
seorang korban yang sulit menerka kelanjutan nasibnya sehingga mengindahkan
pengendalian diri ataupun kekuatan intelektualitas yang dimilikinya. Eklund
bermain cemerlang sebagai villain psikopat dengan awkward gesture dan unpredictable
act nya, amat menonjol menjelang akhir film. Berbagai supporting seperti Chestnut, Imperioli,
Dowse, Maffia tak
mengecewakan.
The Call memang bukan film kelas A dengan keabsenan biaya produksi tinggi
ataupun dukungan teknis memadai. Namun tidak menghalanginya menjadi sebuah
tontonan pemicu ketegangan layaknya jantung yang terus berdenyut di sepanjang
durasinya. Thanks to filmmaker and its
cast who have made it possible. Suguhan ketakutan mencekam dan kekerasan
berdarah di beberapa bagian layaknya icing
on the cake justru membuat penonton tercekat dan terpekik sekaligus kian
memihak pada protagonis untuk menuntaskan misi hidup matinya. Are you ready to pick up the call?
Durasi:
94 menit
U.S. Box
Office:
$51,872,378till Jun 2013
Overall:
8 out of 10
