PENDEKAR TONGKAT EMAS : Saksi Tak Hidup Dari Aksi Balas Dendam


Quote:

Cempaka: Aku tidak takut mati. Namun tidak ada ilmu silat yang membuat
seseorang hidup selamanya dan terhindar dari kematian.





Nice-to-know:

Xiong Xin Xin alias Hung Yan-yan
adalah pesilat, aktor, stuntman, dan sutradara laga kelahiran Hong Kong, 25 Februari 1965.
 



Cast:

Eva Celia
sebagai Dara

Nicholas Saputra
sebagai Elang

Reza Rahadian
sebagai Biru

Tara Basro
sebagai Gerhana

Christine Hakim
sebagai Cempaka

Aria Kusumah
sebagai Angin

Slamet Rahardjo
sebagai Dewan Tertinggi

Whani Dharmawan
sebagai Sayap Merah

Darius Sinathrya
sebagai Naga Putih

Prisia Nasution
sebagai Cempaka muda

Landung Simatupang
sebagai Guru Sepuh




Director:


Merupakan film ke-15 bagi Ifa Isfansyah setelah 9 Summers 10 Autumns (2013).




W For Words:

Komik silat Indonesia pernah mencapai puncak kejayaan di era tahun 70an hingga
80an. Termasuk beberapa di antaranya sukses diadaptasi ke layar lebar seperti
Si Ayub Dari Teluk Naga (1979), Jaka Sembung (1981), Pendekar Bukit Tengkorak
(1987), trilogy Angling Darma, Wiro Sableng ataupun Saur Sepuh. Produser handal
kenamaan Mira Lesmana sudah memiliki cita-cita untuk membangkitkan kembali
genre yang satu ini semenjak delapan tahun yang lalu sebelum akhirnya mendapat
dukungan penuh dari KG Studio di tahun 2012. Perjalanan Pendekar Tongkat Emas
pun dimulai!




Pendekar yang disegani dan dihormati, Cempaka mulai menua. Pada suatu hari
ia memanggil keempat anak didiknya yaitu Biru, Gerhana, Dara dan Angin untuk
mewarisi Tongkat Emas. Sayangnya pembunuhan dan pengkhianatan terjadi hingga
mahasenjata itu menjadi incaran banyak pihak. Satu-satunya yang menguasai jurus
handal tersebut adalah Naga Putih yang telah lama menghilang. Dua murid Cempaka
yang tersisa pun bertekad menemukannya sebelum dunia persilatan menjadi kacau
karena dikuasai orang-orang yang salah.




Skenario yang ditulis oleh Jujur Prananto, Mira Lesmana, Ifa Isfansyah dan Seno
Gumira Ajidarma ini seperti komiknya memang lebih menitikberatkan pada ‘drama’
yang terjadi di antara para karakternya. Bagaimana luapan ekspresi dan kecamuk
emosi kerap membingkai setiap tindakan yang ada. Garis batas abu-abu yang
memisahkan benar dan salah pun terkadang bias karena kepentingan yang
mendasarinya. Sejak awal, anda langsung digiring untuk mengenal karakteristik empat
murid Cempaka sebelum mencerna konflik utama yang digulirkan secara sederhana
ini.









Kapabilitas Ifa yang meraih Piala Citra melalui Sang Penari (2011) di kursi
sutradara memang tak perlu diragukan lagi. Setting dunia persilatan berhasil
dibangun di Sumba terlepas dari kendala cuaca dan keterbatasan sumber daya.
Pegunungan, perbukitan, lembah, danau, lautan di bawah hamparan langit biru dan
sinar matahari yang kuat turut memperkaya unsur
sinematiknya yang diambil menggunakan kamera Red Dragon. Dukungan penata laga
pro dari Hongkong, Xiong Xin Xin kian menghidupkan setiap adegan tarung secara
meyakinkan mulai dari menit pertama hingga terakhir.






Dua aktor ‘beda generasi’ beradu akting untuk pertama kalinya di layar lebar, Nicholas
Saputra dan Reza Rahadian memang terpaut satu dekade dalam mencapai masa
keemasannya. Tokoh Biru dan Elang yang kontradiktif mampu dihidupkan secara cemerlang.
Eva Celia dan Tara Basro pun tak kalah memikat sebagai Dara dan Gerhana. Penampilan
si cilik Aria Kusumah berhasil mencuri perhatian. Aktris senior Christine Hakim
membuka film dengan narasi yang begitu meyakinkan. Dua aktor kawakan, Slamet
Rahardjo dan Landung Simatupang juga menambah solid jajaran cast nan variatif ini.


Perjuangan tim filmmaker selama proses produksi lebih dari 2 tahun dengan biaya
yang mencapai 25 milyar telah terbayar lunas. Perjuangan para pendekar untuk menjaga
harkat, martabat dan harga dirinya sekaligus menegakkan kebenaran dan keadilan sudah
tersaji sebagai tontonan yang cukup ‘berisi’ selama nyaris dua jam. Pada
akhirnya Tongkat Emas hanyalah simbolisasi saksi tak hidup dari sebuah
perwujudan aksi balas dendam terhadap obsesi yang harus dituntaskan.
Mengalahkan atau dikalahkan, begitulah takdir pendekar.





Durasi:

112
menit





Overall:

8 out of 10

Lebih baru Lebih lama